TEACHING SPEAKING
Mengajarkan
Berbicara
Oleh:
Nikmah Nurbaity, S.Pd, M.Pd.
Alasan mengapa harus mengajarkan speaking
kepada peserta didik:
1.
Kita semua adalah bagian dari
dunia
2.
Dengan berbicara, akan
memperkaya wawasan dan pengetahuan
3.
Dalam mengajarkan berbicara (speaking),
kita juga dapat mengajarkan budaya kepada peserta didik.
Tujuan mengajarkan speaking:
1.
Communicative efficiency
2.
Membuat pendengar memahami apa
yang kita bicarakan
3.
Menghindari kebingungan atau misunderstanding
antara penutur dan pendengar
Membantu peserta didik untuk mampu
berbicara (speaking):
1.
Tutor harus menggunakan bahasa
yang jelas dalam tes speaking
2.
Tutor harus mengatur dan
menyesuaikan tes speaking senyata mungkin (real world task)
3.
Tutor harus memberikan
kesempatan yang sangat besar bagi peserta didik untuk dapat berbicara (able
to speak English) seperti kehidupan sehari-hari
4.
Dalam pelajaran speaking,
grammar tidak terlalu diperhatikan, cukup dikoreksi sekedarnya agar
mampu merangsang peserta didik untuk berani berbicara (brave to speak)
Mengajarkan speaking pada kelompok
belajar paket C:
1.
Transactional conversation
- To get something done (menyuruh)
- Requesting someone to do something (meminta seseorang melakukan sesuatu)
- Asking-giving opinion (berpendapat)
- Asking-giving permission (izin)
2.
Interpersonal conversation
- Expressing ideas, thought, feeling
E.g.
Expressing of happiness, sadness, love, etc.
- Expectation, plan, etc.
3.
Short functional text
- Announcement
- Invitation
- Banner
- Poster
- Pamphlet
- Warning, etc.
4.
Monolog “genre based”
- Procedure
- Recount
- Narrative, etc.
Catatan:
1.
Salah satu metode mengajarkan
berbicara (spaeking) adalah Story charge yaitu tutor sedikit
bercerita, kemudian peserta didik satu per satu melanjutkan cerita semampu
mereka.
2.
Jenis-jenis recount text
- Personal recount
- Imaginative recount (sangat cocok digunakan kepada siswa yang aktif)
- Factual or historical recount (sejarah)
3.
Media
- Buat kelas senyaman dan sehidup mungkin
- Biarkan peserta didik tenang atau relaks dalam belajar speaking
- Pengaruhi mereka untuk berbicara
- Beri mereka pujian atas pencapaian atau prestasi tertentu dalam belajar speaking
- Buat mereka berani untuk bicara
4.
Percakapan imaginer bias
dilakukan untuk latihan speaking
Contoh: Ada
seorang siswa yang menjadi relawan untuk menjadi “trigger” atau model
bagi teman-temannya untuk belajar speaking.
5.
Buat pelajaran speaking yang
menyenangkan minimal satu kali dalam satu bulan
6.
Tutor mampu menentukan
model-model pembelajaran speaking yang sesuai dengan kemampuan dan
keadaan peserta didik:
- Audio
- Visual
- Kinestetik
7.
Penilaian speaking
- Content
- Fluency
- Vocabulary
- Grammar
- Performance
8.
Manfaatkan waktu yang tersisa
atau saat suasana kelas tidak kondusif untuk belajar dengan memberikan ice
breaker.
Contoh: Peserta
didik harus cepat dan sebanyak mungkin menulis kata-kata dari huruf “A”
9.
Mengajarkan speaking harus
bermakna
Contoh: I
like tea – I don’t like tea (salah)
I like tea – I don’t like coffee (benar)
10. Penilaian speaking yang salah
- Sapu bersih (baik semua/9 atau justru jelek semua/5)
- Pelit
- Hollow effect (bukan karena apa-apa, contoh; karena anak ini tampan, diberi nilai 9)
TEACHING LISTENING
Mengajarkan
Mendengar
Oleh: Dra. Rahayu Puji Haryanti, M.Hum.
Sumber
pembelajaran yang terbaik dalam mengajarkan listening adalah suara tutor
itu sendiri. Jadi tutor harus baik dalam pengucapan bahasa (pronunciation)
Jenis-jenis
listening:
a. Intensive listening : fokus pada kemampuan mendengarkan
b.
Extensive listening : berdasar pada
kesenangan atau kenyamanan dan pengetahuan
Hal-hal
yang harus diperkenalkan terlebih dahulu:
a. Para
linguistic clues (intonasi yang mengindikasikan
perasaan dan makna bahasa)
b.
Mendengarkan
informasi-informasi yang spesifik (sejumlah nomor-nomor, waktu, dll.)
c.
Pemahaman secara menyeluruh
Prinsip-prinsip
dalam belajar listening:
a.
Beranikan peserta didik untuk
dapat mendengarkan suara berbahasa Inggris sesering mungkin.
b.
Bantu mereka untuk
mempersiapkan segala sesuatu untuk pembelajaran listening dengan baik.
c.
Berlatih mendengarkan hanya
sekali, tidaklah cukup.
d.
Bantu mereka untuk mampu
mendengarkan konten atau isi materi secara menyeluruh, bukan hanya terpaut pada
bahasanya saja.
e.
Perbedaan tingkat kesusahan
materi listening, juga harus disesuaikan dengan tingkat kesusahan tes.
f.
Tutor yang baik harus mampu
memanfaatkan jumlah listening text sebaik mugkin.
Latihan-latihan:
a.
Interviewing
b.
Listening to songs or poem
c.
Listening to artist’s voices
in a movie, etc.
Komentar
Posting Komentar